link: http://www.beritasatu.com/buku/43108-14-penulis-muda-tafsir-ulang-karya-seno-gumira.html
Buku berjudul “Perkara Mengirim Senja” itu berisikan cerpen-cerpen karya 14 penulis muda itu diluncurkan hari ini.
Salah satu penulisnya adalah Mudin Em yang bekerja di sebuah perusahaan buku serta aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial yang berkaitan dengan sastra. Ditemui Beritasatu.com siang ini, Em, begitu ia biasa dipanggil teman-temannya, mengatakan kalau buku ini merupakan sebuah penghormatan mereka atas usaha yang selama ini sudah dilakukan Seno di dunia sastra Indonesia.
Menurut Em, Seno merupakan sosok penulis yang sangat spesial yang mampu mengangkat isu-isu sosial dan budaya melalui gaya penulisan yang khas. “Menurut saya, Seno itu adalah satu penulis yang buku-bukunya banyak memengaruhi para penulis muda saat ini,” ujar Em.
Sosok Seno memang layak mendapat penghargaan khusus di dunia sastra nasional. Penulis berusia 54 tahun ini sudah meluncurkan puluhan buku, cerpen, novel, esai, lakon, puisi dan telaah.
Berbagai penghargaan sastra dari dalam dan luar negeri sudah diraih olehnya, termasuk karya-karyanya diterjemahkan ke sejumlah bahasa asing. Bahkan ketika masih hidup penulis legendaris Pramoedya Ananta Toer pernah mengatakan kalau Seno adalah salah satu penulis kontemporer yang layak diapresiasi.
Di buku ini, Em menulis sebuah cerpen pendek berjudul “Senja dalam Pertemuan Hujan” yang menceritakan tentang fenomena hujan yang memengaruhi hidup orang banyak. Menurut Em, hujan sering datang tiba-tiba layaknya cinta. “Hanya cinta yang bisa menandingi kemisteriusannya,” tulis Em di dalam cerpennya.
Di cerpennya tersebut, Em menceritakan tentang sebuah perselingkuhan yang terjadi di saat hujan turun di kala senja, di saat matahari mulai terbenam. “Saya memilih topik ini karena Seno sering menulis topik perselingkuhan,” ujarnya, sembari tersenyum.
“Saya pikir menggabungkan hujan dengan cinta, atau perselingkuhan, bisa menjadikannya sebuah topik cerita yang sangat menarik bagi para pembaca.”
Selain Em, masih banyak penulis muda lainnya yang ikut terlibat di dalam proyek ini, antara lain adalah Valiant Budi Yogi, Jia Effendie, Lala Bohang dan Rita Achdris. Hingga akhir bulan, buku ini hanya bisa dibeli di www.poscinta.com, namun setelah itu bisa didapatkan di toko-toko buku. Buku spesial ini dihargai Rp48.000.
Dewi Lestari, mantan penyanyi dan penulis serial novel Supernova, memberikan apresiasi kepada buku ini. “Menginterpretasikan karya Seno Gumira Ajidarma bukanlah pekerjaan mudah, tapi sah dan patut dicoba. Sungguh menarik menyaksikan interaksi kreativitas antara roh tulisan Seno dan generasi penerusnya.”
Salah satu penulisnya adalah Mudin Em yang bekerja di sebuah perusahaan buku serta aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial yang berkaitan dengan sastra. Ditemui Beritasatu.com siang ini, Em, begitu ia biasa dipanggil teman-temannya, mengatakan kalau buku ini merupakan sebuah penghormatan mereka atas usaha yang selama ini sudah dilakukan Seno di dunia sastra Indonesia.
Menurut Em, Seno merupakan sosok penulis yang sangat spesial yang mampu mengangkat isu-isu sosial dan budaya melalui gaya penulisan yang khas. “Menurut saya, Seno itu adalah satu penulis yang buku-bukunya banyak memengaruhi para penulis muda saat ini,” ujar Em.
Sosok Seno memang layak mendapat penghargaan khusus di dunia sastra nasional. Penulis berusia 54 tahun ini sudah meluncurkan puluhan buku, cerpen, novel, esai, lakon, puisi dan telaah.
Berbagai penghargaan sastra dari dalam dan luar negeri sudah diraih olehnya, termasuk karya-karyanya diterjemahkan ke sejumlah bahasa asing. Bahkan ketika masih hidup penulis legendaris Pramoedya Ananta Toer pernah mengatakan kalau Seno adalah salah satu penulis kontemporer yang layak diapresiasi.
Di buku ini, Em menulis sebuah cerpen pendek berjudul “Senja dalam Pertemuan Hujan” yang menceritakan tentang fenomena hujan yang memengaruhi hidup orang banyak. Menurut Em, hujan sering datang tiba-tiba layaknya cinta. “Hanya cinta yang bisa menandingi kemisteriusannya,” tulis Em di dalam cerpennya.
Di cerpennya tersebut, Em menceritakan tentang sebuah perselingkuhan yang terjadi di saat hujan turun di kala senja, di saat matahari mulai terbenam. “Saya memilih topik ini karena Seno sering menulis topik perselingkuhan,” ujarnya, sembari tersenyum.
“Saya pikir menggabungkan hujan dengan cinta, atau perselingkuhan, bisa menjadikannya sebuah topik cerita yang sangat menarik bagi para pembaca.”
Selain Em, masih banyak penulis muda lainnya yang ikut terlibat di dalam proyek ini, antara lain adalah Valiant Budi Yogi, Jia Effendie, Lala Bohang dan Rita Achdris. Hingga akhir bulan, buku ini hanya bisa dibeli di www.poscinta.com, namun setelah itu bisa didapatkan di toko-toko buku. Buku spesial ini dihargai Rp48.000.
Dewi Lestari, mantan penyanyi dan penulis serial novel Supernova, memberikan apresiasi kepada buku ini. “Menginterpretasikan karya Seno Gumira Ajidarma bukanlah pekerjaan mudah, tapi sah dan patut dicoba. Sungguh menarik menyaksikan interaksi kreativitas antara roh tulisan Seno dan generasi penerusnya.”