Friday, April 27, 2012

169 Kata Senja dan 105 Kata Cinta


Sebuah review dari antologi cerpen Perkara Mengirim Senja, sebuah persembahan untuk Seno Gumira Ajidarma.
Jujur saja, saya belum pernah membaca satupun karya Seno Gumira Ajidarma (bahkan saya pikir A dalam SGA itu singkatan dari Atmaja), hadirnya antologi ini menguak pemikiran saya dan pembaca yang awam tentang SGA, menjadi tahu siapa beliau. Seperti serial Glee yang me-remake lagu-lagu dulu, dan meningkatkanpublic awareness dari lagu-lagu tersebut, Perkara Mengirim Senja pun memberikan kesan yang mirip. Pembaca yang belum mengenal siapa itu SGA (contohnya saya), diajak untuk mengenali lebih jauh tentang penulis idola para cerpenis yang ikut menulis di Antologi ini.
Terdapat 15 cerpen dari 14 cerpenis muda, dengan ide-ide segar dan bahasa tulisan yang beragam, Perkara Mengirim Senja merupakan satu paket hampir lengkap untuk sebuah persembahan bagi SGA.
Sekarang, saya akan me-review satu persatu cerpen yang ada di antologi ini,
Dibuka dengan Gadis Kembang karya Valiant Budi Yogi, ringan (dengan gaya penulis yang menyelipkan rima dalam beberapa kalimatnya) namun tetap membuat saya sampai tiga kali membaca bagian akhirnya, twist.
Perkara Mengirim Senja, adalah judul cerpen kedua sekaligus judul antologi ini. Di sini Jia Effendie terinspirasi dari karya SGA yang fenomenal yaitu ‘Sepotong Senja Untuk Pacarku’. Cerpen ini membuat saya merasa trenyuh akan kisah kasih tak sampai.
Cerpen berikutnya dari Aan Mansyur, judulnya terlalu panjang untuk saya tuliskan di sini. Cerpen ini terbagi menjadi dua bagian, bagian pertama sangat mengagumkan, dan somehow inspiratif.
Kuman dari Lala Bohang adalah cerpen favorit saya dari seluruh cerpen yang ada di antologi ini. Cara penulisan dan deskripsi tokohnya membuat saya bisa merasakan apa yang dialami oleh si tokoh utama.
Putra Perdana menuliskan Ulang, terinspirasi dari beberapa cerpen SGA. Keunikan dari cerpen ini adalah, susah mencari quote di cerpen ini karena cerpennya deskriptif.
Akulah Pendukungmu, karya pertama Sundea di cerpen ini. Dari judulnya saja, sebagian besar pembaca pasti sudah bisa menebak bahwa ini adalah cerpen tentang Garuda Pancasila.
Penulis macho, Faizal Reza ikut serta dengan karyanya berjudul Empat Manusia, cerpen terdiri dari empat bagian yang merupakan sebuah lingkaran. Empat Manusia sendiri terinspirasi dari Empat Adegan Ranjang. Ada satu kesalahan di cerpen ini, yang jeli pasti bisa menebaknya. ;)
Kisah dalam cerpen Lipstik milik SGA, menginspirasi Utami Diah K. untuk menulis Saputangan Merah, sebagai cerpen kedelapan di antologi ini.
Senja Dalam Pertemuan Hujan, awalnya saya pikir ‘ia’ dan ‘dia’ ini diciptakan sendiri oleh sang pengarang, Mudin Eym, namun ternyata ini terinspirasi dari cerpen SGA yang lain, yaitu Hujan, Senja dan Cinta. Cerpen ini mengisahkan tentang perselingkuhan, mungkin terinspirasi dari pengalaman pribadi sang penulis ya. *digetok Eym*
Maradilla Syachridar, penulis cantik berbakat ini menuliskan Kirana Ketinggalan Kereta. Sebuah kisah tentang rasa putus asa, yang ditulis dengan manis.
Gadis Tak Bernama karya Theoresia Rumthe unik. Pembaca dibawa ke dalam kisah yang absurd dan panjang, pernahkah mendengar tentang Dinas Penelitian Senja?
Dikin, seorang penjaga sekolah yang ditugasi mengajar anak-anak SD, menjadi tokoh sentral dalam cerpen Guru Omong Kosong karya Arnellis. Dengan ending yang menggantung, rasanya seperti hendak mengucapkan suatu kata, tapi tak sempat terucap.
Kisah sendu seorang perempuan yang terabaikan, terangkum dalam Surat Ke-93 karya Feby Indirani. Memang, lawan kata dari cinta bukanlah benci, tapi ketidakpedulian.
Bahasa Sunyi karya Rita Achdris adalah cerpen paling up-to-date dari seluruh cerpen dalam antologi ini, menggunakan isu hangat beberapa minggu lalu, dan pasti pembaca tersenyum kecil saat membaca endingnya.
Satu Sepatu, Dua Kecoak. Cerpen kedua Sundea (dan cerpen terakhir di antologi Perkara Mengirim Senja) ini memaparkan bahwa pernikahan bukanlah melulu kebahagiaan, dan orang yang tidak bahagia mempunyai kecenderungan untuk ingin segera mati. Inspiratif!
Pernah melihat trailer dari sebuah novel? Silakan lihat trailer dari Perkara Mengirim Senja di sini.

No comments:

Post a Comment